WARTA, TANJUNG SELOR — Persoalan drainase yang kerap tergenang di kawasan Tanjung Selor kembali menjadi sorotan. Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bulungan, Mustafah, menyuarakan keprihatinannya terhadap kondisi saluran air di sejumlah ruas jalan seperti Jalan Mangga, Binjai, dan Salak yang kerap terendam saat musim hujan tiba.
“Kalau hujan turun, air langsung tergenang. Ini bukan kejadian baru, tapi sudah berulang. Artinya, ada yang salah dengan sistem drainase kita. Dinas teknis harus segera turun tangan untuk normalisasi,” tegas Mustafah dengan nada geram.
Menurutnya, genangan air yang terus terjadi merupakan bukti minimnya perhatian terhadap infrastruktur dasar yang menyangkut kenyamanan dan keselamatan masyarakat.
Tak hanya itu, Komisi II juga menyoroti praktik pelaksana proyek yang sering kali menimbun kapling tanpa mempertimbangkan alur saluran air. Akibatnya, drainase tersumbat, dan beberapa ruas jalan mengalami kerusakan cukup parah.
“Drainase jangan dibiarkan tertutup setelah penimbunan. Harus diperhatikan. Kalau tidak, yang dirugikan adalah warga,” sambungnya.
Mustafah mendorong agar Pemkab Bulungan memberikan arahan tegas kepada para pelaksana kegiatan pembangunan. Ia menyarankan agar mereka turut membangun jembatan kecil atau saluran alternatif pasca-penimbunan, demi menjaga kelancaran aliran air.
Lebih jauh, Komisi II mengusulkan adanya program perbaikan drainase secara menyeluruh dan terencana dalam jangka lima tahun ke depan. Hal ini penting untuk mengatasi ketimpangan elevasi saluran air—yang kerap menjadi penyebab tergenangnya jalan akibat perbedaan tinggi permukaan.
“Jangan sampai setiap musim hujan masyarakat selalu dihantui banjir. Ini harus segera dituntaskan,” pungkas Mustafah.
