spot_img
More
    spot_img

    BPBD Kaltara Latih Siswa Hadapi Bencana Lewat Simulasi Gempa

    WARTA, TANJUNG SELOR — Rabu pagi, 4 Juni 2025, suasana di SMAN 1 Tanjung Selor tampak cerah dan penuh semangat. Di dalam kelas, para siswa mengikuti pelajaran dengan antusias, sementara guru dengan sabar membimbing mereka. Aktivitas di luar kelas pun tampak hidup—suara tawa terdengar di lorong sekolah, dan ruang guru dipenuhi kesibukan seperti biasa.

    Namun, tak berselang lama, suasana itu seketika berubah. Gedung sekolah tiba-tiba bergoyang. Getaran terasa di lantai dan dinding. Suara sirine menggema—tanda peringatan gempa telah berbunyi. Seketika, kepanikan sempat menyelimuti, tapi tak berlangsung lama. Guru-guru dengan sigap mengambil alih situasi.

    “Drop! Cover! Hold on!” seru salah satu guru. Para siswa pun segera berlindung di bawah meja, melindungi kepala dan leher mereka sebagaimana yang diajarkan.

    Tak lama kemudian, para guru dan petugas sekolah mulai mengarahkan siswa keluar kelas melalui jalur evakuasi. Dengan tangan di atas kepala, mereka berlari cepat namun tertib menuju lapangan terbuka. Siswa dari lantai satu hingga lantai atas bergerak serempak. Mereka telah dilatih. Mereka tahu apa yang harus dilakukan.

    Ternyata, ini bukan bencana sungguhan.

    Simulasi gempa ini merupakan bagian dari program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang diselenggarakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Utara. Tujuannya jelas: melatih kesiapsiagaan siswa dan guru dalam menghadapi bencana, khususnya gempa bumi.

    Dalam simulasi itu, diceritakan dua siswa menjadi korban akibat tertimpa material. Namun, berkat kecepatan dan kesiapan tim evakuasi dan tenaga kesehatan sekolah, keduanya berhasil diselamatkan dengan sigap.

    “Ini bukan sekadar latihan biasa. Simulasi seperti ini adalah bentuk nyata dari upaya mitigasi risiko bencana. Harapannya, saat kejadian sesungguhnya terjadi, siswa dan guru tahu langkah yang harus dilakukan untuk menyelamatkan diri,” ujar Zainuddin, Analis Kebencanaan Ahli Muda BPBD Kaltara, di sela kegiatan.

    Baca Juga:  Gubernur Zainal Serahkan Bantuan Sosial untuk Korban Kebakaran dan Longsor di Tarakan

    Ia menegaskan bahwa edukasi kebencanaan harus dimulai dari lingkungan sekolah, sebagai tempat tumbuh dan belajar generasi masa depan. Program SPAB sendiri bertujuan membangun budaya sadar bencana sejak dini.

    Bagikan:

    BERITA TERKAIT

    REKOMENDASI

    BERITA TERBARU

    ARTIKEL POPULER