WARTA, TANJUNG SELOR – Pesatnya perkembangan industri di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, menjadi peluang besar bagi kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Menyikapi hal tersebut, DPRD Bulungan menaruh perhatian serius terhadap kontribusi nyata perusahaan yang beroperasi di daerah, terutama dalam memberdayakan tenaga kerja lokal.
Wakil Ketua DPRD Bulungan, Tasa Gung, menyoroti praktik sejumlah perusahaan yang masih enggan merekrut tenaga kerja dari daerah sendiri. Bahkan, beberapa di antaranya tetap mempekerjakan SDM dari luar meski kegiatan operasional perusahaan sepenuhnya dilakukan di Bulungan.
“Tenaga kerja lokal sebenarnya memiliki kompetensi yang tidak kalah bersaing dengan pekerja luar daerah. Mereka layak mendapat prioritas dalam proses rekrutmen,” tegas Tasa Gung, beberapa waktu lalu.
Ia menambahkan bahwa peningkatan partisipasi tenaga kerja lokal bukan hanya soal kesempatan kerja, tapi juga berkaitan langsung dengan pertumbuhan ekonomi daerah. Pendapatan masyarakat meningkat, angka pengangguran ditekan, dan daerah memperoleh keuntungan dari sektor perpajakan.
Dorongan Kuat ke Semua Sektor
DPRD Bulungan secara tegas meminta seluruh perusahaan—baik di sektor perkebunan, pertambangan, perikanan maupun industri lainnya—untuk membuka ruang lebih luas bagi putra-putri daerah.
“Kita tidak ingin masyarakat Bulungan hanya jadi penonton di kampung sendiri. Kalau semua lini industri menggantungkan diri pada tenaga kerja dari luar, maka kita kehilangan potensi besar untuk membangun daerah ini bersama-sama,” lanjutnya.
Selain pemberdayaan tenaga kerja, Tasa Gung juga mendorong agar perusahaan memiliki kantor tetap di Bulungan sebagai wujud keseriusan dan komitmen terhadap pembangunan daerah.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Kehadiran industri di Bulungan seharusnya tak hanya dinikmati segelintir pihak, melainkan memberikan dampak sosial dan ekonomi yang merata. Oleh karena itu, DPRD Bulungan menegaskan pentingnya regulasi dan pengawasan lebih ketat terhadap kebijakan rekrutmen perusahaan yang beroperasi di wilayah tersebut.
“Kita ingin keberadaan industri menjadi motor penggerak kesejahteraan masyarakat lokal. Tenaga kerja daerah harus menjadi prioritas,” tutupnya.
