- Harga BBM Capai Rp60 Ribu per Liter, Warga Pedalaman Menjerit
TANJUNG SELOR – Ketua DPRD Kalimantan Utara (Kaltara), Achmad Djufrie, menegaskan pentingnya percepatan realisasi program BBM Satu Harga di wilayah pedalaman Apau Kayan, Kabupaten Malinau. Desakan tersebut ia sampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan pihak Pertamina yang digelar awal pekan ini.
Djufrie mengungkapkan bahwa harga bahan bakar minyak (BBM) di Apau Kayan saat ini sangat tidak wajar dan memberatkan masyarakat. Dalam kunjungan kerjanya pekan lalu, ia menemukan fakta bahwa harga BBM di wilayah tersebut bisa menembus Rp60 ribu per liter.
“Harga segitu sangat tidak manusiawi. Saya desak Pertamina agar segera realisasikan program BBM Satu Harga di sana,” tegas Djufrie kepada wartawan, Selasa (22/4/2025).
Apau Kayan: Terpencil, Terluar, dan Terpinggirkan
Apau Kayan dikenal sebagai salah satu wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Wilayah ini mencakup empat kecamatan: Kayan Hulu, Kayan Hilir, Kayan Selatan, dan Sungai Boh. Kondisi geografis yang sulit dan terbatasnya akses transportasi membuat harga kebutuhan pokok—termasuk BBM—melambung tinggi.
Djufrie menegaskan bahwa pemerintah dan Pertamina harus hadir untuk memastikan keadilan akses energi bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagaimana tujuan dari kebijakan BBM Satu Harga yang telah dicanangkan sejak 2017.
Isu BBM Oplosan Juga Dibahas
Selain menyoroti ketimpangan harga BBM, RDP tersebut juga membahas isu terkait dugaan beredarnya BBM oplosan di wilayah Kalimantan Utara. Namun, menurut penjelasan dari Pertamina, hasil investigasi tidak menemukan indikasi keberadaan BBM oplosan yang beredar di pasaran.
“Pertamina menyatakan dari hasil uji yang dilakukan, tidak ditemukan bukti adanya BBM oplosan di Kaltara,” ujar Djufrie.
Harapan untuk Pemerataan Energi
Ketua DPRD itu menegaskan bahwa program BBM Satu Harga bukan sekadar janji, melainkan bentuk nyata kehadiran negara dalam menjamin keadilan energi bagi masyarakat di seluruh pelosok tanah air, termasuk di Apau Kayan yang selama ini terpinggirkan.