WARTA, TANJUNG SELOR – Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengusulkan perpanjangan status tanggap darurat bencana di wilayah Krayan, Kabupaten Nunukan, menyusul dampak tanah longsor yang masih menghambat akses dan aktivitas masyarakat.
Kepala Pelaksana BPBD Kaltara, Andi Amriampa, menyampaikan bahwa perpanjangan status tersebut diusulkan selama dua pekan ke depan, dengan fokus utama pada penanganan pascabencana banjir dan longsor yang melanda lima kecamatan di wilayah Krayan.
“Kondisi banjir memang sudah mereda, tetapi dampak tanah longsor masih menjadi perhatian serius kami, terutama karena mengganggu akses jalan dan landasan pacu pesawat,” ujar Andi, Senin (10/6).
Salah satu dampak paling krusial terjadi di Bandara Long Layu, satu-satunya jalur transportasi udara menuju Krayan. Akibat longsor, landasan pacu sempat tidak bisa digunakan. Sebuah video sempat viral, memperlihatkan warga bergotong-royong memperbaiki landasan secara swadaya agar pesawat bantuan bisa mendarat.
“Runway rusak berarti logistik tidak bisa masuk. Krayan itu hanya bisa diakses lewat udara. Kalau jalur ini terputus, pelayanan dasar bisa lumpuh total,” tegasnya.
Saat ini, BPBD Kaltara bersama Dinas Perhubungan dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) tengah melakukan kalkulasi teknis atas tingkat kerusakan. BPBD berperan sebagai koordinator lintas instansi agar proses penanganan berjalan cepat dan terintegrasi.
“Kami sudah minta perhitungan teknis dilakukan segera. Penanganan harus berbasis data, dan itu ranah Dishub dan PU. Sementara jika ada kebutuhan logistik, kami bersama tim terpadu dari Biro Kesra dan Dinas Sosial, akan menyiapkan hal tersebut,” imbuh Andi.
Sementara itu, Kepala BPBD Nunukan, Arif Budiman, mengungkapkan bahwa status tanggap darurat untuk wilayah Sebuku, Sembakung, Sembakung Atulai, dan Lumbis telah berakhir per 5 Juni lalu. Namun untuk Krayan Selatan, pihaknya mengajukan perpanjangan karena kerusakan infrastruktur yang cukup parah.
“Kami butuh dukungan penuh dari BPBD Kaltara agar perbaikan jalan dan jembatan yang terdampak bisa segera dikerjakan. Ini penting untuk memulihkan konektivitas,” ujar Arif.
Menurutnya, saat ini satu-satunya jalur masuk ke Krayan Selatan adalah melalui udara. Meski Bandara Long Layu telah diperbaiki secara darurat dan pesawat MAF sudah berhasil mendarat, layanan penerbangan reguler diharapkan baru bisa pulih pekan depan.
Koordinasi intensif terus dilakukan antara BPBD Nunukan, BPBD Kaltara, serta Dinas PUPR Kaltara. Perpanjangan status tanggap darurat ini direncanakan berlangsung selama dua minggu hingga satu bulan, menyesuaikan dengan kondisi dan progres di lapangan.