WARTA, NUNUKAN – Akibat banjir yang melanda pada Senin (28/1), jembatan darurat yang sebelumnya dibangun untuk memperlancar akses masyarakat di Kecamatan Krayan Selatan kini tidak bisa dilalui. Meskipun air sudah mulai surut, kondisi tersebut masih belum memungkinkan untuk kembali normal.
Kepala Kecamatan Krayan Selatan, Oktavianus Ramli, mengungkapkan bahwa hujan deras yang terus mengguyur wilayah tersebut menjadi salah satu faktor penyebab terhambatnya akses. Meskipun debit air sungai sudah mulai berkurang, ketinggian airnya belum kembali ke level normal. “Air sudah mulai surut, namun belum sepenuhnya kembali ke ketinggian normal. Hujan masih terus mengguyur,” ujarnya kepada Radar Tarakan, Selasa (28/1).
Menanggapi masalah ini, pihak kecamatan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan segera mengambil langkah untuk membangun jembatan alternatif sebagai solusi jangka pendek. Pembangunan ini diharapkan dapat menjaga kelancaran mobilitas warga serta distribusi barang di wilayah tersebut.
“Hari ini, tim dari kecamatan bersama BPBD dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) akan melakukan survei lokasi untuk menentukan titik pembangunan jembatan alternatif,” lanjut Oktavianus.
Masalah terkait jembatan darurat yang rusak juga menjadi sorotan masyarakat. Akses tersebut sangat vital, namun saat ini kondisi jembatan tersebut terhalang karena beberapa kayu pengikat terlepas akibat arus banjir yang kuat. Banyak warga yang bertanya-tanya mengenai kondisi jembatan tersebut dan apakah masih dapat dilalui.
“Banyak warga yang menghubungi kami melalui WhatsApp menanyakan tentang jembatan. Namun, saat ini jembatan tersebut tidak bisa dilalui karena adanya pergeseran dan kayu pengikat yang hanyut terbawa material dari hulu,” tambahnya.
Pembangunan jembatan alternatif ini diharapkan menjadi solusi sementara agar masyarakat tetap bisa melakukan aktivitas sehari-hari, meskipun cuaca ekstrim masih berpotensi mengganggu akses di wilayah Krayan Selatan.