WARTA, TANJUNG SELOR – Gedung baru di kawasan Kulteka, Tanjung Selor, yang belum sempat digunakan oleh para pedagang, mengalami kerusakan pada bagian plafon. Kerusakan ini diduga dipicu oleh banjir yang beberapa kali melanda wilayah tersebut.
Menanggapi hal ini, Ketua DPRD Kabupaten Bulungan, Riyanto, meminta agar kerusakan segera ditindaklanjuti oleh pihak terkait. Pasalnya, pembangunan gedung tersebut menggunakan dana dari APBD Kabupaten Bulungan.
“Itu masalah teknis. Karena masih dalam masa pelaksanaan, tentu menjadi tanggung jawab kontraktor untuk memperbaikinya,” jelas Riyanto.
Informasi dari Dinas PUPR menyebutkan bahwa bangunan tersebut masih dalam masa pemeliharaan hingga Agustus 2025. Artinya, kewajiban perbaikan masih berada di tangan pelaksana proyek.
Menurut Riyanto, bahan bangunan yang digunakan, khususnya plafon dari material hollow, patut dievaluasi kembali kekuatannya. Ia pun menyoroti pentingnya peningkatan pengawasan dalam setiap tahapan pembangunan.
“Pengawasan tidak boleh hanya pada progres fisik, tapi juga pada kualitas. OPD terkait dan konsultan harus benar-benar mengawasi secara menyeluruh,” tegasnya.
Riyanto juga menyoroti penggunaan material non-kayu dalam struktur bangunan, yang menurutnya memiliki potensi lemah jika tidak dipasang dengan benar. Ia mencontohkan kasus robohnya plafon di sebuah kafe di kawasan Kulteka sebagai bukti bahwa aspek konstruksi perlu perhatian serius.
“Kalau pakai kayu dan paku, daya tahan biasanya lebih kuat. Tapi karena sekarang bahan dominan bukan kayu, perlu kehati-hatian lebih dalam pemasangannya. Kita tidak ingin insiden serupa terulang,” pungkasnya.
