WARTA, TARAKAN – Dalam sela-sela kesibukannya menghadiri kunjungan kerja Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI serta menghadiri Musyawarah Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Nunukan (HPMN-KT) di Kota Tarakan, Wakil Bupati Nunukan, Hermanus, S.Sos, memaparkan sebuah konsep strategis yang ia sebut sebagai “Kamus Perbatasan”.
Konsep ini menurutnya adalah bentuk Master Plan Pembangunan Kabupaten Nunukan yang disusun berdasarkan potensi, permasalahan, dan karakteristik unik tiap wilayah perbatasan.
“Setiap daerah di Kabupaten Nunukan memiliki ciri khas sendiri. Pulau Nunukan, Sebatik, Krayan, hingga wilayah Kabudaya, semua berbeda potensi dan tantangannya. Maka pembangunan tidak bisa disamaratakan,” tegas Hermanus.
Membangun dengan Narasi yang Tepat untuk Pusat
Hermanus menekankan pentingnya menyusun narasi pembangunan berbasis data untuk menarik perhatian dan dukungan dari pemerintah pusat. Menurutnya, isu perbatasan perlu ditegaskan sebagai isu strategis dalam rencana pembangunan daerah.
“Jika kita memiliki master plan yang kuat dan berbasis karakteristik wilayah, maka kita punya data konkret yang bisa langsung disampaikan ke pusat. Bukan lagi deskriptif, tapi langsung bentuk program, by name by address,” jelasnya.
Peran Sembilan OPD Strategis
Untuk menjalankan konsep ini, Hermanus menyebut ada sembilan perangkat daerah yang menjadi ujung tombak dalam menyusun dan menjalankan Kamus Program Pembangunan Kawasan Perbatasan Kabupaten Nunukan, yaitu:
-
Bappeda
ADVERTISEMENT -
Dinas Pendidikan
-
Dinas Kesehatan
-
Dinas PU-PR
ADVERTISEMENT -
Dinas PERKIM
-
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
-
Dinas Perikanan
-
Dinas Perhubungan
-
Badan Pengelola Perbatasan Daerah
“Sembilan OPD ini harus saling bersinergi. Mereka punya peran strategis untuk menyusun program yang sesuai dengan karakteristik wilayah masing-masing,” kata Hermanus.
Empat Kawasan, Empat Strategi
Dalam pemaparannya, Hermanus membagi kawasan perbatasan Nunukan ke dalam empat kategori utama yang masing-masing memerlukan pendekatan pembangunan yang berbeda:
-
Pulau Kota Nunukan
-
Pulau Kota Sebatik
-
Kabudaya
-
Krayan
-
“Setiap wilayah harus memiliki Kamus Program Pembangunan sendiri. Artinya, strategi pembangunannya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan lokal,” lanjutnya.
Ia menambahkan bahwa pendekatan ini akan menciptakan platform pembangunan daerah yang berkelanjutan dan inovatif, berlandaskan pada potensi kawasan.
Bukan Gagasan Baru, Tapi Butuh Komitmen Bersama
Hermanus juga mengungkapkan bahwa gagasan ini sebenarnya telah pernah disuarakan oleh Wakil Bupati sebelumnya, Paridil Murad, pada periode 2016–2020. Namun hingga kini belum terimplementasi secara menyeluruh.
“Sudah 25 tahun kita membangun dengan cara yang cenderung seragam. Padahal setiap wilayah punya kebutuhan yang berbeda. Kalau master plan ini disusun, akan lebih mudah bagi kita menyampaikan data yang tepat sasaran kepada pusat,” tutupnya.