WARTA, JAKARTA – Dunia pendidikan Indonesia akan mengalami perubahan besar mulai tahun ajaran 2025/2026. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, mengumumkan serangkaian kebijakan baru yang dirancang untuk memperkuat kualitas pembelajaran sekaligus menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan zaman.
Salah satu kebijakan utama adalah pengurangan beban materi pelajaran di semua jenjang pendidikan, dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Meski jumlah mata pelajaran tetap, isi atau muatan materi di dalamnya akan disederhanakan.
Langkah ini diambil sebagai bagian dari pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning), yang fokus pada kemampuan berpikir kritis, pemahaman konsep, serta penerapan materi dalam konteks nyata.
“Bukan jumlah mata pelajaran yang dikurangi, tapi materinya dipangkas agar lebih relevan dan mendalam. Bahkan, akan ada tambahan pelajaran pilihan seperti coding dan kecerdasan buatan (AI),” ujar Abdul Mu’ti, Selasa (15/4/2025), dikutip dari DetikEdu.
Pendidikan Lebih Bermakna dan Kontekstual
Kementerian menekankan bahwa perubahan ini bukan sekadar efisiensi kurikulum, melainkan bagian dari visi jangka panjang membentuk generasi pelajar yang adaptif dan siap menghadapi tantangan era digital.
Empat prinsip utama yang menjadi landasan kebijakan ini adalah:
-
Kemampuan berpikir tingkat tinggi
ADVERTISEMENT -
Pembelajaran yang bermakna
-
Kontekstualisasi materi
-
Pendalaman konsep
ADVERTISEMENT
Contohnya, pelajaran IPA dan IPS di tingkat SMP akan lebih diarahkan untuk menjawab masalah nyata di sekitar siswa. Sementara di tingkat SD, materi yang sebelumnya terlalu teoretis akan dibuat lebih sederhana dan aplikatif agar mudah dipahami anak-anak.
Coding dan AI Masuk Kurikulum
Sejalan dengan penguatan literasi digital, mata pelajaran coding dan kecerdasan buatan (AI) akan diperkenalkan sebagai opsi pilihan sejak jenjang SD hingga SMA. Namun, implementasinya dilakukan secara bertahap, dengan prioritas pada sekolah yang telah siap secara infrastruktur dan sumber daya.
Pemerintah menargetkan 40 ribu sekolah bisa mulai mengajarkan dua pelajaran baru ini pada tahun ajaran 2025/2026. Pelatihan intensif bagi guru dan lembaga pendidikan tengah berlangsung dan ditargetkan rampung pada Mei 2025.
Empat Kebijakan Baru Lainnya
Selain penyederhanaan materi, empat kebijakan strategis lain yang akan berlaku mulai Juli 2025 antara lain:
-
Penggantian Ujian Nasional dengan Tes Kemampuan Akademik (TKA) yang bersifat opsional namun berdampak pada seleksi pendidikan lanjutan.
-
Pengaktifan kembali sistem penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa di jenjang SMA.
-
Reformulasi sistem penerimaan siswa baru (SPMB) menggantikan PPDB, dengan skema baru yang lebih fleksibel dan adil.
-
Penambahan mata pelajaran pilihan berupa coding dan AI.
-
“Ini bukan lagi sekadar reformasi kurikulum, tetapi sebuah transformasi menyeluruh dalam cara kita mendidik generasi masa depan,” tutup Abdul Mu’ti.