WARTA, CIANJUR – Insiden keracunan massal menimpa puluhan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Cianjur setelah menyantap makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG), Senin (21/4). Sedikitnya 21 siswa dilaporkan harus menjalani perawatan medis, sementara sejumlah lainnya dirawat di rumah dan puskesmas terdekat.
Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Cianjur, Frida Laila Yahya, gejala yang dialami para siswa meliputi pusing, mual, dan muntah. Hingga saat ini, pihaknya masih terus mendata jumlah pasti siswa yang terdampak.
“Baru 21 orang yang dibawa ke rumah sakit. Kami masih melakukan pendataan karena seluruh siswa, yang jumlahnya sekitar 800, turut menyantap hidangan MBG,” ujar Frida.
Tim Dinkes Cianjur telah mengambil langkah cepat dengan mengamankan sampel makanan untuk diuji di laboratorium di Bandung. Selain itu, dapur penyedia makanan juga akan diselidiki guna memastikan sumber keracunan.
“Kami sudah ambil sisa makanan sebagai sampel, ini akan jadi bahan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui penyebab pasti,” tambahnya.
Kepala MAN 1 Cianjur, Erma Sopiah, menyebut bahwa selain yang dirawat di RSUD Cianjur dan RS Bhayangkara, beberapa siswa juga menjalani perawatan ringan di Unit Kesehatan Sekolah (UKS) sebelum akhirnya dijemput oleh orang tua masing-masing.
“Menjelang sore, sembilan siswa sempat dirawat di UKS. Hingga malam, total ada 21 siswa yang menerima penanganan medis di rumah sakit. Tapi jumlah ini bisa bertambah karena sebagian siswa masih dirawat di rumah dan puskesmas,” kata Erma.
Salah satu siswa yang terdampak, M. Raihan (16), mengaku mencium aroma tak sedap dari salah satu menu makanan yang disajikan, yakni ayam suwir. Setelah mengonsumsinya, ia mengalami gejala pusing dan mual beberapa jam kemudian.
“Waktu makan siang, saya sempat mencium bau aneh dari lauk ayam suwir. Setelah itu kepala pusing dan perut mual. Satu kelas kami dapat jatah MBG semua,” ungkapnya.
Hingga saat ini, investigasi masih terus berlangsung untuk mengetahui penyebab pasti kejadian tersebut. Pihak sekolah dan instansi terkait berjanji akan meningkatkan pengawasan terhadap penyediaan makanan di lingkungan pendidikan.