spot_img
More
    spot_img

    Menu MBG Hari Pertama Tanpa Susu, Begini Penjelasan Zulhas

    WARTA, NUNUKAN — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) resmi dimulai hari ini, 6 Januari 2024, dengan dua sekolah di Depok, yakni SDN Cilangkap 5 dan SDN Cilangkap 3, menjadi lokasi pertama yang menerima manfaatnya. Meski begitu, menu yang diterima siswa pada hari pertama tidak termasuk susu, hal yang menarik perhatian publik.

    Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), menjelaskan bahwa tidak semua sekolah akan mendapatkan susu setiap hari dalam program ini. “Susu akan diberikan dua kali seminggu, tidak setiap hari,” ujar Zulhas di Graha Mandiri Jakarta.

    Menurut Zulhas, menu program MBG disesuaikan dengan kultur pangan lokal masing-masing daerah. Di Lampung, misalnya, ikan menjadi makanan favorit, sementara di Jawa lebih sering ditemukan menu berbahan tempe dan telur. “Setiap daerah punya kekuatan kuliner yang berbeda, jadi menunya variatif,” tambahnya.

    Hari pertama, siswa menerima makanan bergizi yang terdiri dari nasi, sayur tumis tempe buncis wortel, teriyaki ayam, dan jeruk. Semua makanan disajikan dalam wadah stainless, dan siswa diminta membawa alat makan dan minum sendiri. Meskipun tidak ada susu, Ujang Komaruddin, Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, mengonfirmasi bahwa susu akan dibagikan pada jadwal yang telah ditentukan.

    Namun, ada sedikit kendala dalam distribusi makanan pada hari pertama, di mana beberapa menu tidak lengkap, seperti kurangnya nasi atau lauk. Dandim 0508 Depok, Iman Widiarto, menjelaskan bahwa hal tersebut bisa terjadi karena kesalahan manusia dalam proses pengantaran yang melibatkan beberapa pos secara berantai. “Kami akan terus memastikan hal seperti ini tidak terjadi lagi,” ujarnya.

    Program MBG bertujuan untuk memberikan gizi yang tepat dan bergizi bagi ribuan siswa, dengan menu yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, dan sayuran. Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, yang turut memantau pelaksanaan program, menegaskan bahwa meskipun menu berbeda di setiap daerah, ada standar gizi yang harus dipenuhi.

    Baca Juga:  Dua Nelayan Sebatik Tewas dalam Kecelakaan Kapal Terbalik di Malam Tahun Baru

    Dengan adanya program ini, diharapkan para siswa dapat mendapatkan asupan makanan yang lebih bergizi, sesuai dengan kebutuhan lokal dan gizi yang tepat.

    Bagikan:

    BERITA TERKAIT

    REKOMENDASI

    BERITA TERBARU

    spot_img