WARTA, NUNUKAN – Kondisi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Nunukan kini memprihatinkan. Sejak awal 2025, seluruh aktivitas organisasi lumpuh total karena anggaran dari pemerintah daerah tak kunjung cair. Akibatnya, fasilitas listrik dan air di kantor KONI yang berada di Stadion Sei Bilal diputus, dan seluruh kegiatan terpaksa berpindah ke rumah pribadi ketua KONI.
“Kami sudah upayakan semua. Bertemu Kadispora, Bupati, hingga DPRD. Tapi sampai akhir Juli ini, belum ada kejelasan,” ujar Ketua KONI Nunukan, Samran Nur Alim, dalam konferensi pers, Sabtu (26/7/2025).
Kondisi ini membuat lebih dari 30 cabang olahraga (Cabor) yang berada di bawah naungan KONI tidak bisa menjalankan pelatihan dan pembinaan. Atlet kehilangan agenda kompetisi, sementara pelatih tak mendapat dukungan operasional.
“Latihan mandek total. Atlet bingung, pelatih tidak bisa bekerja. Semuanya berhenti,” tambah Samran.
Mirisnya, kantor KONI bahkan tidak lagi bisa difungsikan. Listrik dan air diputus oleh PLN dan PDAM, membuat pengurus harus mengevakuasi aktivitas ke rumah ketua.
“Stadion tak bisa kami pakai karena aturan baru. Jadi semua kegiatan kami alihkan ke rumah,” ujarnya.
Sementara itu, dua organisasi olahraga lainnya—KORMI (Komite Olahraga Masyarakat Indonesia) dan NPCI (National Paralympic Committee of Indonesia)—diketahui tetap berjalan normal dengan dukungan anggaran dari pemerintah daerah. Hal ini menimbulkan tanda tanya di kalangan insan olahraga Nunukan.
“Kami bingung, kenapa hanya KONI yang tidak jalan? Padahal peran KONI vital dalam pembinaan prestasi atlet daerah,” tutur Samran.
Ia menduga lambatnya pencairan dana berkaitan dengan transisi kepemimpinan kepala daerah. Bupati Nunukan yang baru dilantik pada April 2025 disebut sedang menjalankan kebijakan efisiensi anggaran, namun hingga kini belum ada kepastian atau regulasi yang menjelaskan status anggaran KONI.
“Kami paham soal efisiensi. Tapi ini sudah lewat tujuh bulan. Atlet kami butuh kepastian. Kami hanya ingin pembinaan olahraga kembali berjalan,” tegasnya.
KONI Nunukan menyatakan siap segera menyalurkan dana ke seluruh cabor begitu anggaran cair. Mereka juga berharap ada solusi cepat dari pemerintah agar dunia olahraga di wilayah perbatasan ini tidak benar-benar mati suri.