WARTA, JAKARTA – Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Dr. H. Zainal A. Paliwang, S.H., M.Hum., mengusulkan penambahan sarana pendidikan bagi penyandang disabilitas dan anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) kepada Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed.
Usulan itu disampaikan Gubernur saat beraudiensi dengan Mendikdasmen di Gedung A, Kemendikdasmen, Jakarta, Rabu (2/7). Gubernur meminta dukungan pemerintah pusat untuk membangun unit gedung baru Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri terpadu dari jenjang SD, SMP hingga SMA di Kota Tarakan.
“Peserta didik penyandang disabilitas di Kaltara terus bertambah. Kami sangat membutuhkan tambahan unit gedung baru agar mereka bisa belajar dengan layak dan nyaman,” ujar Gubernur.
Selain itu, Gubernur juga mengusulkan pendirian sekolah khusus bagi anak-anak PMI asal Indonesia yang berada di wilayah perbatasan, khususnya Tawau, Sabah, Malaysia.
Gubernur menyampaikan bahwa Provinsi Kaltara sebagai daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) masih menghadapi tantangan besar dalam penyediaan akses pendidikan. Menurutnya, anak-anak di perbatasan dan luar negeri juga berhak mendapatkan pendidikan yang layak.
“Akses pendidikan di wilayah 3T maupun untuk anak-anak di Tawau merupakan tantangan yang perlu kita cari solusinya bersama,” tegasnya.
Menanggapi hal itu, Mendikdasmen Abdul Mu’ti menyambut baik usulan Gubernur dan langsung menginstruksikan Dirjen PAUD Dikdasmen untuk merealisasikan pembangunan SLB Negeri Tarakan melalui skema swakelola yang melibatkan masyarakat.
“Termasuk pendirian sekolah bagi anak-anak PMI di Malaysia akan menjadi agenda penting dalam pembahasan kebijakan ke depan,” ucap Abdul Mu’ti.
Pada kesempatan itu, Gubernur juga mengundang Mendikdasmen untuk berkunjung ke Kaltara guna melihat langsung kondisi sekolah di wilayah perbatasan dan kehidupan anak-anak pekerja migran di Malaysia.
Turut mendampingi Gubernur, Plt. Kadisdikbud Kaltara Hasanuddin, Plt. Kepala Badan Penghubung Kaltara H. Teddy Kusuma, Kepala SLB Negeri Tarakan Sri Hastuti, serta beberapa tenaga ahli pendidikan.