spot_img
More
    spot_img

    Dorong Kelembagaan dan Kemitraan Petani Sawit, Kaltara Pacu Ekonomi Berkelanjutan

    WARTA, TARAKAN – Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, salah satunya melalui penguatan sektor strategis: perkebunan kelapa sawit.

    Hal ini ditegaskan oleh Wakil Gubernur Kaltara, Ingkong Ala, S.E., M.Si., saat membuka Workshop Penguatan Kelembagaan dan Kemitraan Petani Kelapa Sawit yang digelar di Ballroom Hotel Lotus, Senin (26/05). Kegiatan ini digagas oleh DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kaltara, dan menjadi wadah penting dalam menyatukan visi antara petani, pemerintah, dan perusahaan mitra.

    “Workshop ini bukan hanya forum diskusi, tapi sebuah langkah konkret untuk memperkuat posisi petani sawit dalam rantai industri, serta membangun model kemitraan yang adil dan saling menguntungkan,” ungkap Wagub Ingkong, mewakili Gubernur Kaltara, Dr. H. Zainal A. Paliwang, S.H., M.Hum.

    Menurutnya, sinergi antara petani, perusahaan, dan pemerintah daerah merupakan kunci dalam mewujudkan kemitraan yang sehat dan berkelanjutan. Apalagi, sektor kelapa sawit telah menjadi tulang punggung perekonomian Kaltara.

    Data Badan Pusat Statistik 2023 mencatat luas areal tanam kelapa sawit di Kaltara mencapai 39.466,5 hektar dengan produksi sebesar 75.739 ton. Kabupaten Nunukan menjadi sentra utama dengan luas mencapai 33.111,3 hektar. Tak tanggung-tanggung, kontribusi subsektor kelapa sawit terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kaltara pada 2022 mencapai Rp3,9 triliun — tertinggi di antara komoditas perkebunan lainnya.

    Meski demikian, tantangan di lapangan masih membayangi. Ketimpangan posisi tawar petani, terbatasnya akses terhadap teknologi, pembiayaan, dan belum optimalnya pola kemitraan masih menjadi pekerjaan rumah bersama.

    Wagub Ingkong menegaskan perlunya akselerasi pembangunan infrastruktur hilirisasi, termasuk pabrik pengolahan. Saat ini, Kaltara memiliki 20 pabrik yang tersebar di empat kabupaten, namun belum mampu menyerap seluruh hasil produksi petani.

    Baca Juga:  Pertamina Patra Niaga Jamin Pasokan LPG 3 Kg di Kaltara Aman dan Terjangkau

    “Kita harus memastikan petani tidak hanya sebagai produsen bahan baku, tapi juga terlibat aktif dalam rantai nilai melalui koperasi dan penguatan kelembagaan,” tegasnya.

    Sebagai bentuk dukungan nyata, Pemprov Kaltara meluncurkan Koperasi Merah Putih — wadah baru yang diharapkan mampu menjadi pilar ekonomi bagi para petani sawit lokal.

    Tak hanya itu, pemerintah menargetkan kontribusi sektor kelapa sawit terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2024 sebesar Rp56,35 miliar, sebuah target ambisius yang menurut Wagub hanya bisa dicapai melalui kerja sama lintas sektor.

    Workshop ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting di sektor perkebunan nasional, di antaranya Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma, Ardi Praptono, S.P., M.Agr., serta Direktur Hilirisasi Hasil Perkebunan Haris Darmawan, S.E., M.Sc. yang hadir secara daring. Turut hadir juga perwakilan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Ketua DPP Apkasindo Dr. Gulat ME Manurung, MP.C.IMA, serta perwakilan akademisi, mitra perusahaan, dan seluruh jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Kaltara.

    Dengan semangat kolaboratif ini, Kaltara optimistis mampu menjadikan kelapa sawit sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus menjawab tantangan pembangunan berkelanjutan.

    Bagikan:

    BERITA TERKAIT

    REKOMENDASI

    BERITA TERBARU

    ARTIKEL POPULER