WARTA, TANJUNG SELOR – Bandara Tanjung Harapan di Tanjung Selor, ibu kota Kalimantan Utara, kini sepi aktivitas penerbangan. Kondisi ini mendorong DPRD Kaltara untuk mengambil langkah serius dengan menggelar rapat dengar pendapat (RDP) bersama Dinas Perhubungan, pihak maskapai, hingga Kepala Bandara, Senin (23/12).
Ketua DPRD Kaltara, Achmad Djufrie, menyatakan keprihatinannya terhadap situasi ini. Menurutnya, bandara yang dulunya melayani rute harian seperti Tanjung Selor-Balikpapan kini seperti “mati suri”. Banyak warga yang mengeluhkan sulitnya akses penerbangan, terutama untuk rute strategis tersebut.
“Bandara ini pernah sibuk melayani penerbangan setiap hari sebelum pandemi Covid-19. Sekarang, tidak ada lagi pesawat yang mendarat. Ini menjadi tanda tanya besar bagi masyarakat,” ujar Achmad Djufrie usai pertemuan.
Dalam RDP, berbagai pihak menjelaskan alasan minimnya penerbangan di Bandara Tanjung Harapan. Salah satunya adalah rendahnya jumlah penumpang, yang dianggap tidak menguntungkan secara ekonomis bagi maskapai. Selain itu, tingginya harga tiket juga menjadi kendala utama yang membuat masyarakat enggan terbang.
Situasi ini membuat DPRD terus didesak oleh warga untuk mencari solusi. “Kami menerima banyak pertanyaan dari masyarakat. Mereka meminta penerbangan ke Balikpapan diaktifkan kembali, apa pun caranya,” tambah Achmad Djufrie.
DPRD berharap hasil diskusi ini dapat membuka jalan untuk menghidupkan kembali aktivitas penerbangan di Bandara Tanjung Harapan. Kolaborasi antara pemerintah, maskapai, dan pemangku kepentingan lainnya dinilai penting untuk menjawab kebutuhan transportasi udara di wilayah ini.
Bandara yang sepi bukan hanya menjadi masalah transportasi, tetapi juga mencerminkan tantangan pembangunan di daerah yang seharusnya terus berkembang sebagai pintu gerbang Kalimantan Utara. DPRD berkomitmen untuk terus mendorong solusi demi pelayanan publik yang lebih baik.
