WARTA, TANJUNG SELOR — Di saat publik masih ramai menyoroti kondisi memprihatinkan SDN 003 Dusun Antal, Desa Salimbatu, potret dunia pendidikan kembali terungkap. Kali ini, SDN 015 Tanjung Selor yang ironisnya terletak di pusat ibu kota Kabupaten Bulungan—ternyata tak kalah memilukan kondisinya.
Sekolah yang seharusnya menjadi tempat menimba ilmu dan membangun masa depan, justru berdiri dalam keadaan menyedihkan. Dinding yang mulai rapuh, atap bocor, serta fasilitas belajar yang jauh dari kata layak, membuat sekolah ini bak simbol ketimpangan yang nyata di dunia pendidikan.
Lebih memilukan, kondisi ini sudah berlangsung bertahun-tahun. Permohonan bantuan telah berkali-kali diajukan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Bulungan, namun hingga kini tak satu pun ditanggapi. Seolah menunggu roboh lebih dulu, barulah ada tindakan.
“Banyak orang tua lebih memilih menyekolahkan anaknya di tempat lain meski harus jauh dari rumah. Wajar saja, karena kondisi sekolah ini sangat tidak mendukung untuk kegiatan belajar,” keluh salah satu guru SDN 015.
Ironisnya, bangunan sekolah ini juga diduga masih berdiri di atas tanah milik warga yang belum tersertifikasi, menambah rumit persoalan yang ada. Akibatnya, selain terabaikan secara fisik, status hukumnya pun menggantung.
Fenomena ini bukan hanya soal bangunan reyot. Ini adalah cermin nyata bahwa pemerataan pendidikan di Kabupaten Bulungan masih menjadi pekerjaan rumah besar yang belum terselesaikan.
Dan yang paling dirugikan adalah siapa?
Anak-anak.
Anak-anak yang seharusnya mendapatkan hak atas pendidikan layak, justru menjadi korban dari sistem yang abai. Masa depan mereka dipertaruhkan di antara tumpukan atap rusak dan ruang kelas yang nyaris roboh.