WARTA, TANJUNG SELOR – Rapat Koordinasi Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2025 bukan hanya membahas sinergi antarlembaga, tetapi juga menyoroti kondisi cuaca dan iklim yang menjadi faktor utama penyebab kebakaran.
Dalam forum yang digelar oleh BPBD Provinsi Kalimantan Utara ini, Kepala Stasiun Meteorologi Juwata Tarakan, Hilmi, memaparkan pola iklim yang berlaku di wilayah Kaltara sepanjang tahun 2025.
Ia menjelaskan bahwa sebagian besar wilayah Kalimantan Utara mengalami curah hujan sepanjang tahun, kecuali tiga wilayah spesifik yang berpotensi mengalami musim kemarau.
Wilayah tersebut terbagi dalam tiga zona prakiraan iklim BMKG:
-
Kaltara 01: Kabupaten Bulungan bagian tenggara, terutama sebagian wilayah Tanjung Palas Timur
-
Kaltara 02: Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan
-
Kaltara 03: Pulau Nunukan “Sebagian besar Kaltara mengalami hujan sepanjang tahun, namun ada pengecualian. Wliayah Kaltara 01 diprediksi akan mengalami musim kemarau mulai dasarian II Juni 2025, dan berlangsung selama hampir 2,5 bulan,” jelas Hilmi di hadapan peserta Rakor.
Untuk wilayah Pulau Sebatik dan Pulau Nunukan, kemarau telah terjadi lebih awal, yakni pada periode Maret hingga April 2025.
Sementara itu, wilayah Tanjung Palas Timur menjadi perhatian khusus karena menurut catatan historis BMKG, wilayah ini sering mengalami kebakaran hutan dan lahan saat memasuki musim kering.
Suhu Muka Laut dan Kenaikan Suhu Permukaan Jadi Pemicu
Dalam paparannya, Hilmi juga menekankan berpotensi mempercepat penguapan dan memperparah kekeringan lokal.pengaruh suhu muka laut terhadap pola iklim dan cuaca di Kalimantan Utara. Kenaikan suhu bumi yang sedang terjadi saat ini turut memicu suhu ekstrem di permukaan.